Perang Peradaban
Perang Peradaban |
Dulu, ketika
Nabi menerima laporan bahwa ajakannya kepada Kaisar Romawi, Heraclius untuk
berpegang pada keyakinan yang sama (Kalimatin sawaa') ditolak dengan
halus, Nabi hanya berkomentar pendek "Sa ukhjim al-rum min uqri baitii"
(Akan saya perangi Romawi dari dalam rumahku).
Ucapan Nabi
ini bukan genderang perang atau teror, ia hanya berdiplomasi. Tidak ada ancaman
fisik dan juga tidak menyakitkan pihak lawan. Ucapan itu justru menunjukkan
keagungan risalah yang dibawanya, bahwa dari suatu komunitas kecil di jazirah
Arab yang tandus, Nabi yakin Islam akan berkembang menjadi peradaban yang kelak
akan mengalahkan Romawi.
Pada tahun 632, ketika Nabi
Muhammad SAW wafat, beliau telah melaksanakan berbagai tugas besar yaitu yang
pertama-tama adalah menyampaikan risalah (al-Qur’an), kemudian membentuk
komunitas Muslim dan menyatukan suku-suku Arabia menjadi sebuah bangsa yang homogen
dan kuat sehingga berdiri institusi negara Madinah dan akhirnya mendirikan
institusi pendidikan yang kemudian menjadi cikal bakal tradisi
intelektual Islam.
Di masa Khulafa' al-Rasyidin
Islam mulai menyebar keluar dari jazirah Arabia. Diawali pada masa Abu Bakar
dan mencapai titik tertingginya pada masa Umar Ibn Khattab dan boleh dikatakan
terhenti pada zaman Ali ibn Abi Thalib.
Pada masa Khulafa' al-Rasyidin umat Islam telah menguasai kawasan-kawasan
di sekitar jazirah Arabia seperti Persia, Mesir, Syria dan sebagainya. Dari
sejak itu umat Islam sudah tidak terbendung lagi untuk keluar dari jazirah
Arabia. Pada abad ke 7 kekhalifahan Umayyah berdiri dan beribukota di Damaskus
(661-750), kemudian kekhalifahan Abbasiyah berdiri pada abad ke 8 dan
beribukota di Baghdad (750-1258).
Selain
itu pada abad ke 10 di Kairo berdiri kekhalifahan Fatimiyyah (909-1171),
sedangkan di Kordoba (Qurtubah) Spanyol pada abad yang sama berdiri
kekhalifahan Umayyah (929-1031).
Dengan
berakhirnya kekhalifahan Umayyah, Abbasiyah dan Fatimiyyah ternyata pada abad
ke 16 masih berdiri kekhalifahan yang lebih besar lagi yang bukan dari bangsa
Arab, yaitu kekhalifahan Turki Utsmani di Konstantinopel yang berlangsung sejak
1517 hingga 1924.
Dengan berdirinya kekhalifahan
Umayyah (tahun 661 M), Damaskus telah berubah menjadi pusat pemerintahan Islam
membawahi wilayah terpenting kerajaan Byzantium lainnya seperti Palestina,
Suriah, Persia, (635-640 M), Mesir (641
M), Siprus (649 M), Iskandariyah (652 M), Transoxiana, kawasan Asia Barat dan
Afrika Utara, dua kawasan yang dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great.
Pada tahun 700an,
tidak lebih dari setengah abad sesudah wafatnya Nabi Muhammad (632 M), umat
Islam telah tersebar ke kawasan Asia Barat dan Afrika Utara, dua kawasan yang
dulunya jatuh ke tangan Alexander the Great.
Selanjutnya Muslim
memasuki kawasan yang telah lama dikuasai oleh Kristen dengan tanpa perlawanan
yang berarti. Menurut William R. Cook pada tahun 711 - 713 M kerajaan Kristen
di kawasan Laut Tengah jatuh ke tangan Muslim dengan tanpa pertempuran,
meskipun pada abad ke-7 kawasan itu cukup makmur.
Bahkan selama
kurang lebih 300 tahun hampir keseluruhan kawasan itu dapat menjadi Muslim.
Baru pada abad ke 11 kerajaan Kristen di kawasan itu mulai melawan Muslim.
Demitri Gutas
dengan jelas mengakui: Bahwa pada tahun 732 M kekuasaan dan peradaban baru
didirikan dan disusun sesuai dengan agama yang diwahyukan kepada Muhammad,
Islam, yang berkembang seluas Asia Tengah dan anak benua India hingga Spanyol
dan Pyrennes.
Gutas bahkan
menyatakan bahwa dengan munculnya peradaban Islam, Mesir untuk pertama kalinya,
sejak penaklukan Alexander the Great, dapat dipersatukan secara politis,
administratif dan ekonomis dengan Persia dan India dalam jangka waktu yang
cukup lama. Perbedaan ekonomi dan kultural yang memisahkan dua dunia yang
berperadaban, Timur dan Barat, sebelum Islam datang yang dibatasi oleh dua
sungai besar dengan mudahnya lenyap begitu saja.
Mungkin orang
mencari-cari kaitan antara metaforika Nabi “Menyerang Romawi dari dalam
rumahku” dengan kenyataan sejarah. Memang proses kejatuhan Romawi tidak
disebabkan oleh faktor tunggal.
Edward Gibbon
dalam The Decline And Fall Of The Roman Empire menyatakan bahwa periode
kedua dari merosot dan jatuhnya Kekaisaran Romawi disebabkan oleh lima faktor: Pertama,
Di era kekuasaan Justinian banyak memberi wewenang kepada Imperium Romawi di
Timur. Kedua, Adanya invasi Italia oleh Lombards. Ketiga,
Penaklukan beberapa provinsi Asia dan Afrika oleh orang Arab yang beragama
Islam dan Keempat, Pemberontakan rakyat Romawi sendiri terhadap
raja-raja Konstantinopel yang lemah. Yang terakhir adalah munculnya Charlemagne
yang pada tahun 800 M mendirikan Kekaisaran Jerman di Barat.
Jadi, penyebab
kejatuhan Romawi merupakan kombinasi dari berbagai faktor, seperti problem
agama Kristen, dekadensi moral, krisis kepemimpinan, keuangan dan
militer. Dan diantara faktor terpenting penyebab kejatuhan Romawi adalah
datangnya Islam.
Inilah
sebenarnya kaitan pernyataan Nabi yang metaforis itu. Nabi tidak pernah pergi
menyerang Romawi Barat maupun Timur, tapi datangnya gelombang peradaban Islam
telah benar-benar menjadi faktor penyebab kejatuhan Romawi.
Namun ini
tidak bisa ditafsiri bahwa Islam itu datang membawa kehancuran peradaban lain.
Islam justru harus ditafsiri sebagai penyelamatnya, sebab Islam adalah din
yang menghasilkan tamaddun yang
diterima oleh bangsa-bangsa selain bangsa Arab sebagai pembebas dari
ketidakadilan dan penindasan.
Islam membawa
sistem kehidupan yang teratur dan bermartabat, sehingga mampu membawa
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Jadi Islam diterima oleh bangsa-bangsa
non Arab karena universalitas ajarannya yang tidak lain adalah kekuatan
pancaran pandangan hidupnya (Worldview).
Wih sirah nabawi yaa. Saya suka sekali dengan sirah gan :D
ReplyDelete